Powered By Blogger

Monday, May 9, 2011

kalau bisa dengan yg lebih mudah kenapa harus dengan yg lebih sulit?


Sebagian dari anda mungkin belum pernah dengar dan bahkan begitu asing dengan LaTex. LaTex adalah sebuah software yg berhubungan dengan penulisan dokumen. Software lain yg banyak dikenal orang saat ini adalah Ms.Word, Open Office dan sejenisnya. Tetapi LaTex lebih ditujukan kepada users yg banyak menggunakan equation dalam penulisannya. Kalau begitu alasannya, bukankah di Ms.Word juga bisa kita lakukan? yups, tentu saja. Tetapi anda wajib tau bahwa banyak orang yg cinta mati untuk tetap menggunakan LaTex dalam penulisan Tesis/papernya. Sehingga pasti ada keuntungan tersendiri yg ternyata banyak orang belum ketahui.

Saya masih gak habis pikir, kenapa saya masih saja memaksakan diri menggunakan LaTex untuk mau menulis thesis/paper. Padahal, penggunaannya lebih sulit ketimbang menggunakan Ms.Word. Inilah yg mengakibatkan LaTex menjadi sepi peminat. Bahkan seorang instruktur workshop LaTex yg bergelar profesor (dari UKM) pun tidak menyarankan penggunaan LaTex dalam penulisan thesis. Sebagai seorang mahasiswa dibidang engineering, memang suatu hal yg lumrah adanya pensyaratan dari pihak committee atau publisher yg mewajibkan kepada authors untuk mengirim papernya dalam format LaTex. Tapi hingga kini, saya belum pernah ada kesempatan ke arah itu. Bahkan dosen pembimbing pun gak pernah menyinggung mengenai penggunaan LaTex. Sehingga penggunaan LaTex dalam penulisan Thesis/Paper saya masih dalam tahapan niat. 

Saya yakin banyak orang sepakat dengan judul di atas. Bahkan mungkin menjadi pijakan filosofi hidup sebagian orang2. Tetapi apakah selamanya sesuatu yg lebih mudah itu akan membuahkan hasil sesuai dengan yg kita inginkan? sebagai orang yang pragmatis jika hasilnya akan sama, kenapa tidak?. Banyak orang menggunakan LaTex hanya karena keterpaksaan, bukan karena dengan senang hati. Karena bukan hal yg mudah menggunakan LaTex. Salah satu dosen saya di UI dulu pun pernah menyinggung dosen2 lain yg masih cinta menggunakan LaTex. Ok, saya akan memberikan beberapa point kenapa laTex itu sulit. Mungkin anda akan menjadi skeptis untuk menggunakan LaTex. Beberapa kerugian menggunakan LaTex yaitu:

  1. Instalasi dan kelengkapan program2nya sangat menyita waktu bagi anda, khususnya bagi anda yg masih dalam tahapan beginner user komputer. Diperlukan minimal dua software tersendiri dan terpisah dimana anda harus mendownloadnya lalu menginstalnya. Sedangkan pada Ms. Word anda tidak menemui hal itu.   
  2. Menggunakan LaTex seperti anda membuat sebuah program. Anda harus familiar dengan script pemrograman sehingga LaTex akan sangat “text based oriented” bukan seperti Ms. Word yg “WYSIWYG (what you see is what you get) based oriented”. Di Ms. Word anda akan membuat tulisan yg akan anda dapatkan sesuai dengan yg anda lihat di layar monitor. Tetapi di LaTex, anda harus mengcompilenya terlebih dahulu. Sehingga anda sangat diwajibkan untuk senantiasa mengcompile setiap saat untuk mengcek kebenaran dari tulisan anda.
  3. Setiap dokumen tentunya akan memiliki format penulisan tertentu. Skripsi, tesis, disertasi atau paper akan memiliki format penulisan yang berbeda-beda. Format penulisan itu diantaranya: ukuran kertas, jarak margin, jenis & ukuran huruf, jarak spasi dll, ukuran & posisi gambar, ukuran & posisi tabel, penomoran chapter-section-subsection, dll. Format penulisan biasanya disebut sebagai template. Kesemuanya tentu saja anda sudah tau dan sangat mudah untuk dilakukan di Ms. Word. Sedangkan di LaTex memang akan lebih cepat mengatur format itu semua, tetapi sesungguhnya itu disebabkan karena di LaTex sudah ada templatenya. Jadi misalkan kita menulis paper dalam format IEEE style, pihak IEEE publisher akan menyediakan template dalam format Tex bagi author dan Kita tidak akan direpotkan dengan diberitahu detail2 dari template tsb. Sedangkan dg Ms. Word kita hanya akan diberitahu detail2 dari format penulisan tsb. Di satu sisi ini akan menjadi keuntungan bagi anda jika anda sudah memiliki templatenya, tetapi bagaimana jika anda tidak memiliki templatenya? Anda harus membuatnya dari awal. Anda akan membuatnya step by step dari kesemua format penulisan itu. Sehingga jika anda tidak memiliki template, untuk menyelesaikan sebuah tugas penulisan, akan sangat menyita waktu diawal penulisan. Karena anda akan disibukkan dg membuat template. Kesimpulannya, LaTex sangat bergantung pada template. Perlu anda ketahui, seorang profesor membuat projek dan menyelesaikannya selama 6 bulan hanya untuk membuat template penulisan resmi skripsi/tesis/disertasi di UKM.
  4. Konsep penggunaan LaTex adalah membuat user mendapatkan hasil tulisan yg powerfull berkualitas tetapi dg sedikit usaha yaitu dg menggunakan template. Di dalam template terdapat sebuah add-on atau plug-in yg disebut package. Setiap package akan memiliki fungsi yg berbeda-beda. Sehingga jika kita menginginkan bentuk tulisan tertentu maka kita membutuhkan package itu. Jika instalasi LaTex kita tidak tersedia package itu sebelumnya maka kita harus mencari dan menginstallnya. Dan lagi2, hal ini akan menyita waktu anda. Oleh karena itu, pengguna LaTex tidak bisa tidak terhubung internet.  
Dari keempat kelemahan LaTex yg saya jabarkan di atas, tidak akan ada apa2nya jika anda:
  1. Bukan beginner user dalam dunia komputer. Anda sudah terbiasa dg mengutak-atik komputer. Sehingga segala proses instalasi seperti itu sudah bukan sesuatu yg menjadi keluahan anda.
  2. Anda adalah seorang scientist yg akrab dg dunia pemrograman.
  3. Anda memang sudah terbiasa dg penggunaan LaTex walaupun hanya dg menggunakan template yg sudah ada maka membuat template atau memodifikasikannya adalah bukan barang yg baru bagi anda.
  4. Jika anda orang yg cocok dg no 1,2 dan 3 maka permasalahan no 4 bukan apa-apa abgi anda.
Nah, apa yg membuat orang atau saya masih ingin menggunakan LaTex? Akan saya jabarkan dalam tulisan berikutnya.

No comments:

Post a Comment