Powered By Blogger

Monday, October 11, 2010

ah terompetlah

setelah diyakini oleh teman saya, maka saya yakin namanya bukan Neneng tetapi Ibu Eneng. Karena Ibu Neneng itu staff TU sekolah. (mode:gak penting) Ibu Eneng ini adalah seorang guru bahasa Indonesia di smp kelas 3 yang cukup berkesan hingga sekarang. walaupun sempat terlupa namanya tapi wajahnya Insha Allah masih ingat. (mode:ngeles)

masa-masa smp dulu, sebetulnya saya sangat menikmati belajar pelajaran bahasa khususnya bahasa Indonesia ketimbang belajar pelajaran yang lain. mengerjakan pr bahasa Indonesia seperti bukan beban yang harus dibawa pulang. yang paling saya suka adalah kalau mendapat tugas mengarang kalimat. khayalan saya benar-benar dinikmati 100% hanya untuk membuat sebaris kalimat. perasaan seperti itu tidak bisa dilepaskan karena gaya mengajar dari guru itu sendiri. dan Ibu Eneng-lah yang paling cocok menurut saya orang yang pantas menjadi Guru bahasa Indonesia ketimbang Guru-guru bahasa Indonesia yang lain.

kelas 1 dan 2 smp guru bahasa Indonesia-nya lelaki. pelajaran bhs Indonesia malah dibuat rumit dan membebankan. kesannya guru bahasa Indonesia ini adalah orang yang sangat pintar sehingga semua murid takjub akan kehebatan ilmu yang diajarkannya. kelas 1 sma walaupun gurunya perempuan, tetapi mengucapkan huruf "e" pada kata "ke mana" seperti mengucapkan pada kata "besok". yah you know-lah. guru di kelas 2 dan 3 sma, kesalahan dalam pelafadzan tidak terjadi seperti guru di kelas 1 walaupun masih sesama suku tetapi beliau ini galaknya naudzubillahiminzalik. sedangkan masa di S1, belajar bahasa Indonesia hanya sekedar formalitas. dan kini semasa di S2, yang dipelajari bukan bahasa Indonesia tetapi bahasa Melayu Malaysia. walaupun isi pelajarannya sama seperti orang yang sedang belajar bahasa di tingkat smp tetapi lagi-lagi belajar bahasa hanya melulu seputar grammar dan kebakuan suatu kata. terlebih perbedaan yang sedikit antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu Malaysia malah menjadikan belajar bahasa Melayu Malaysia lebih sulit dipelajari oleh orang Indonesia ketimbang dipelajari oleh orang asing dari negara lain.

ah sepertinya di kelas 3 smp itu masa lalu yang tidak pernah terulang. kenikmatan belajar bahasa tidak pernah saya alami setelah itu. kreativitas saya justeru mati bertekuk lutut dibawah bayang-bayang nilai karena kesalahan grammar dan kaidah baku suatu kata. ah terompetlah :( (mode:sarkastik)

1 comment: